“Jikalau
kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah
menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya berdua dengan
sahabatnya. Ketika keduanya berada dalam gua, dia berkata kepada
temannya: ”Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita”.
Maka
Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan
tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan
orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang
tinggi. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS At-taubah [9]: 40)
Hari
itu, kaum kafir menduga Rasulullah SAW dan ajarannya bakal “habis”.
Sebagian telah berangkat ke Madinah, tinggal dia dan sabahatnya, Abu
Bakar, yang tersisa. Keduanya merupakan most wanted saat itu, dan tekad kaum kafir Quraisy hanya satu: Membunuhnya.
Jabal
Tsur diyakini bakal menjadi ladang pembantaian bersejarah bagi pria
yang dianggap mengganggu karena menyebarkan ajaran tauhid itu. Keduanya
ditengarai lari ke atas bukit curam itu. Makin mudah bagi mereka untuk
menangkap hidup-hidup atau menghabisinya dengan satu ayunan pedang.
Namun,
seperti ditegaskan Allah dalam ayat itu, Dia berkehendak lain. Seekor
laba-laba membuat sarang dengan begitu cepat di mulut gua. Sepasang
merpati sigap membuat sarang di tempat yang tidak jauh berbeda.
Kaum
kafir terkecoh. Tak mungkin keduanya berada di sana, jika mulut gua
tertutup sarang laba-laba. Rasul dan Abu Bakar pun selamat.
Namun,
mereka belum cepat-cepat keluar dari gua begitu kaum kafir meninggalkan
mereka. Tiga malam mereka habiskan waktu di gua pengap itu.
Abu
Bakar berkorban dengan caranya. Saat tubuh letih dan lemah, ia
mempersilakan Rasulullah SAW tidur di pangkuannya. Terdengar desis ular
keluar dari sebuah lubang. Abu Bakar menghalaunya dengan jari kaki
sehingga terpatuk ular berbisa. Tubuh Abu Bakar menggigil karena
sengatan bisa. Hingga keringat dingin bercucuran dari dagunya dan
menetes di pipi Rasulullah SAW yang tengah terlelap tidur.
Di
sinilah, pegorbanan lain dilakukan Asma binti Abu Bakar RA. Dia
sembunyi-sembunyi menyelinap ke atas bukit untuk menyuplai makanan
dengan risiko diketahui kaum kafir dan dihabisi.
Maka,
inilah Jabal Tsur yang menjadi bukti dari pengorbanan seorang Muslim
demi membela dan menyebarkan ajaran Islam. Tidak peduli, meski nyawa
menjadi taruhannya. Bukit terjal yang memiliki tiga puncak yang
bersambungan ini berada 7 km dari Masjidil Haram ke arah Thaif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar